“MUSRENA KEREN” Untuk Gali Aspirasi Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan.

 

Terintegrasi Dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah

 

TRENGGALEK – Perempuan, anak, penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya mendapatkan fasilitasi untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam proses perencanaan pembangunan. Sebagai wadah aspirasi, Pemkab Trenggalek melalui BAPPEDALITBANG menggelar MUSRENA KEREN (Musyawarah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan lainnya) Kabupaten Trenggalek Tahun 2019. Kegiatan MUSRENA KEREN ini menjadi yang pertama di Provinsi Jawa Timur, bahkan dengan mengumpulkan 4 (empat) komponen (perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan) dalam forum tersebut hal ini merupakan pertama di Indonesia.

 

“MUSRENA KEREN ini adalah salah satu inovasi perencanaan dan diselenggarakan dalam satu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah. Yang diharapkan tentunya kegiatan ini dapat memberikan kesempatan yang lebih luas kepada perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan lainnya untuk tidak hanya menjadi objek pembangunan, melainkan juga menjadi subjek dan berpartisipasi aktif dalam merumuskan kegiatan dalam rangka pemenuhan hak-hak perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan lainnya” ujar Akbar Novianto, Kabid. Perencanaan, Sosial, Budaya dan Pemerintahan BAPPEDALITBANG.

 

Berlangsung di hall Hotel Bukit Jaas Permai kemarin (14/02/2019), pembukaan Musrena Keren diisi dengan serangkaian acara. Mulai dari penyampaian Prolog MUSRENA KEREN di Kabupaten Trenggalek oleh KOMPAK (Kemitraan Pemerintah Australia – Indonesia) Jawa Timur, peragaan busana Duta Batik oleh para penyandang disabilitas Tuna Rungu/Wicara, penyerahan penghargaan bagi kecamatan penyelenggara MUSRENA KEREN tingkat kecamatan terbaik,  pelantikan Forum Anak dan pembacaan Deklarasi Anak, talk show, serta diakhiri dengan diskusi kelompok.

 

Plt. Bupati Trenggalek H. Moch Nur Arifin memandang pentingnya wadah aspirasi bagi para perempuan, anak maupun para penyandang disabilitas di Trenggalek. Terlebih jika dilihat indeks pembangunan dan pemberdayaan gender di Trenggalek, perlunya partisipasi lebih kaum perempuan. Demikian juga untuk memberikan solusi atas permasalahan atau pemenuhan atas hak – hak anak, disabilitas dan kelompok rentan lainnya.

Dengan telah disamaikannya aspirasi melalui Musrena Keren ini, Plt. Bupati Arifin meminta kepada semua pimpinan OPD agar lebih responsif dan mengutamakan kepentingan yang berpihak pada perempuan, anak, dan penyandang disabilitas. “Jadi saya minta setiap kepala dinas untuk memperhatikan betul sasaran dari setiap kebijakan, harus memperhatikan mereka yang di desil 1 dan desil 2, dan para disabilitas,” ucap Plt. Bupati Arifin.

 

Sebelumnya, dari Deklarasi Anak yang memuat 22 poin, Plt. Bupati juga meminta kepada BAPPEDALITBANG untuk memberikan ruang bagi anak untuk berekspresi dan berprestasi. Ditargetkan di Tahun 2021 nanti, di semua kecamatan sudah punya taman ramah bagi anak dan para penyandang disabilitas. Plt.Bupati juga menginginkan agar pendapa kabupaten menjadi ruang bagi anak untuk berkreasi. Termasuk juga rencana pembenahan alun – alun yang lebih inklusif, dengan akses keluar masuk yang lebih mudah bagi semua warga Trenggalek.

 

Dalam forum tersebut, juga diserahkan MUSRENA KEREN Award Tahun 2019 yang diserahkan kepada Kecamatan Penyelenggara MUSRENA KEREN di Tingkat Kecamatan Terbaik yaitu ; Kecamatan Pule, Durenan, Watulimo dan Pogalan.

 

Selanjutnya, pada Talk Show kemarin, hadir 3 (tiga) pembicara yaitu tokoh perempuan Trenggalek Novita Hardini, SE, perwakilan UNICEF Indonesia Arie Rukmantara, serta Ketua Komunitas Info Seputar Trenggalek Bambang Pudji Susilo, dengan dimoderatori Dwi Ariyani yang juga pejuang hak kesetaraan disabilitas.

 

Dalam talk show, salah satu usulan dari Novita Hardini adalah Sepeda Keren (Sekolah Perempuan dan Anak Kelompok Rentan) Kabupaten Trenggalek. “Outputnya yaitu pendidikan kepemimpinan perempuan, pendidikan ketrampilan dan pemberdayaan ekonomi perempuan, pendidikan pernikahan termasuk pendidikan kesehatan dan kesehatan reproduksi perempuan, serta pendidikan pada anak yaitu implementasi pendidikan bahasa asing Inggris dan Mandarin,” ucap Novita Hardini.

 

Usai Talk Show, dilaksanakan diskusi kelompok yang difasilitasi oleh BAPPEDALITBANG, Dinas Sosial PPPA dan District Fasilitator KOMPAK untuk mendiskusikan isu-isu permasalahan lebih detail dan usulan program dan kegiatan yang akan diintegrasikan dalam Musrenbang Kabupaten yang menurut rencana dijadwalkan pada tanggal 21 Maret 2019 nanti. (Radar Trenggalek)