Kemiskinan Makro merupakan data Data kemiskinan MAKRO tersedia sejak tahun 1976 serta Data agregat persentase penduduk miskin di setiap daerah berdasarkan estimasi (nasional, provinsi, dan kabupaten/kota) yang berguna untuk perencanaan dan evaluasi program kemiskinan dengan target geografis


Kemiskinan Mikro merupakan Data individu rumah tangga miskin (by name by address) tersedia tahun 2005, 2007, 2008, 2011, dan 2015 yang berguna untuk target sasaran rumahtangga secara langsung (BLT, PKH, Raskin, Jamkesmas)

Menurut BPS Pengukuran kemiskian Makro menghasilkan 2 angka kemiskinan yaitu : Angka kemiskinan makro untuk level provinsi dan nasional dirilis per semester. Sumber data Susenas Modul Konsumsi dan Pengeluaran pengukuran Bulan Maret dan Susenas September.

Angka kemiskinan makro untuk level kabupaten/kota dirilis pada tahun T+1 (mulai Tahun 2017 diupayakan rilis di Tahun yang sama). Sumber data Susenas Modul Konsumsi dan Pengeluaran pengukuran Bulan Maret

Defini Umum Kemiskinan menurut BPS yaitu Kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

Gambaran Kemiskinan Kabupaten Trenggalek menurut BPS dalam saat ini yang Selama tahun 2017- 2018, Garis Kemiskinan naik sebesar 6,44 persen, yaitu dari Rp 288.779,- per kapita per bulan pada 2017 menjadi Rp 308.644 per kapita per bulan pada 2018. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Pada 2018, komoditi makanan menyumbang sebesar 73,48% pada garis kemiskinan sedangkan Pertumbuhan ekonomi kabupaten/ kota tahun 2018 menurut bps yang dari 5,00 di tahun 2016 menjadi 5,02 di tahun 2017. Bantuan beras rastra yang didistribusikan oleh pemerintah daerah yang tepat sasaran dan tepat waktu mampu membuat kecukupan kkalori penduduk miskin meningkat. Berbagai program pengentasan kemiskinan lainnya yang sudah mulai menunjukkan dampaknya dalam mengurangi jumlah penduduk miskin.