Pemerintah Kabupaten Trenggalek fokuskan 3 hal utama sebagai upaya mempercepat penurunan stunting di daerahnya. Intervensi penurunan stunting akan ditekankan dari sisi lingkungan, rumah tangga, dan pendekatan secara sektoral individu.
Tiga hal tersebut ditegaskan oleh Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin seusai membuka Rembug Aksi Percepatan Penurunan Stunting di Pendhapa Manggala Praja Nugraha, Senin (28/3/2022).
Bupati Nur Arifin menjelaskan, “Kita merencanakan 3 layer. Pertama untuk intervensi di sisi lingkungan kita maksimalkan lagi Adipura Desa,” tuturnya Langkah ini kedepan akan diimbangi dengan lomba stunting tingkat lingkungan, khusus di daerah-daerah yang prevelensinya masih kategori merah.
Pria yang akrab disapa Mas Ipin itu mencontohkan upaya tersebut bisa dilakukan melalui berbagai inovasi-inovasi. Seperti contoh memanfaatkan kolam wudhu untuk di isi ikan, sungai-sungai di isi ikan, kemudian penambahan zink vitamin, terus kemudian diberikan kepada Balita untuk menambah gizi untuk anak-anak.
Sementara itu upaya kedua yang ditekankan Bupati Nur Arifin untuk menekan stunting adalah dimulai dari sisi rumah tangga. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui program kartu Sehat yang dibayar nantinya akan lebih dimaksimalkan lagi.
“Itu kita fokuskan untuk selain keluarga miskin yang belum menerima bansos yang di 10 miskin terendah tapi juga nanti ke rumah tangga muda yang masih baru menikah dan mempersiapkan untuk itu,” terang Bupati.
“Sehingga harapannya nanti bisa digunakan untuk menambah asupan gizi, tambah darah dan segala macam, Jadi ibu hamil yang anemia,” lanjutnya melengkapi. Fokus ketiga upaya mempercepat penurunan stunting adalah dengan pendekatan sektor individu. Menurut Suami Novita Hardini, semua tim diatas tadi harus punya data, khususnya anak yang dibawah 2 tahun, termasuk dimana saja tempat prevelensi stunting yang akan lebih mendapatkan intervensi secara lebih lanjut.
Untuk kondisi prevelensi stunting di Kabupaten Trenggalek sendiri hingga saat ini Mas Ipin juga mengatakan jika merujuk daru hasil timbang pribadi yang dilaksanakan setiap bulan agustus-februari itu hasilnya berada pada 11,36. Akan tetapi jika melihat dari data SSGI yang di sensus itu 18,1.
“Tentu target tahun depan kita bisa dibawah rata-rata target nasional dibawah 14 persen. Tapi kalau timbang pribadi kita yakin bisa 1 digit,” tegasnya. Ini sudah cukup baik, lanjut Mas Ipin. “Mengingat rata-rata provinsi jawa timur sebenarnya sekarang 23 persen nah kita sudah di angka 18 persen. Bahkan Kota seperti Surabaya untuk prevelensinya 28 persen, jadi ini cukup bagus mengingat kita di tahun 2018 prevelensinya masih 38 persen,” pungkasnya. (Kominfo Trenggalek)
No Comments Yet