Wakil Bupati Treng9bd83041-1329-4bbf-b4e0-59b4d0b44671galek, H. Moch. Nur Arifin menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Indonesia Berdialog 2017 yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Malang, Kamis (16/3). Wakil bupati termuda se-Indonesia tersebut menjadi narasumber bersama beberapa tokoh lainnya seperti Walikota Batu, Edi Rumpoko, serta Kepala Badan Perencanaan Kabupaten Malang, Tomie Herawanto.

Kegiatan Indonesia Berdialog 2017 mengambil tema “Menopang Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia Berkelanjutan”. Pada kegiatan yang digelar di Ruang Dome Universitas Muhammadiyah Malang tersebut, Wakil Bupati Arifin memaparkan prinsip dasar perekonomian berkelanjutan, utamanya adalah persamaan presepsi dari semua pihak.

“Kenapa persamaan persepsi, karena dengan persamaan persepsi ini nantinya dapat membawa kita kearah yang lebih, saling mendukung maupun mendorong dan menguntungkan. Kita tidak boleh anti dengan yang namanya kemapanan, namun kemapanan ini juga harus bermanfaat untuk hajat hidup orang banyak, bukannya sebaliknya,” ungkap wabup.

Menurut Wabup Arifin, semua hal yang bersinggungan dengan hajat hidup orang banyak nantinya akan diharuskan bernaung dalam koperasi. Hal itu termasuk dengan toko modern berjejaring, harus bernaung pada koperasi. Sehingga dalam radius satu kilometer warga di sekitar pasar modern harus masuk kedalam keanggotaan koperasi.

“Program ini diilhami dari sering ditolaknya ijin pendirian ijin pasar modern, dan sebaliknya keberadaan pasar modern ini dianggap sangat merugikan karena hasil yang didapatkan hanya menguntungkan pada sekelompok orang bukannya khalayak ramai. Sehingga dengan regulasi ini nantinya tidak ada yang dirugikan, melainkan malah saling menguntungkan antara pengusaha dengan masyarakat sekitar, dan regulasi ini berlangsung untuk jangka 5 tahun,” paparnya.

Selain itu Pemkab Trenggalek juga menitik beratkan pada pendongkrakan ekonomi melalui sektor pariwisata. Hal tersebut terinspirasi dari beberapa daerah yang telah sukses lebih dulu dalam pengelolaan wisata. Pasalnya dengan pariwisata suatu daerah dapat dengan mudah mengekspor komoditasnya keluar tanpa bersusah payah mendistribusikan barang tersebut.

Dengan banyaknya wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang datang berkunjung, saat inilah ekspor ini berlangsung, karena pastinya mereka akan membeli komoditas khas, unik dan baik apa yang ada di tempat tersebut.

Dalam kesemptan tersebut, Wabup Arifin juga menyampaikan bahwa saat ini Trenggalek tengah konsentrasi dalam mensukseskan program GERTAK (Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan). Program ini difungsikan untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang ada.

“Akan dengan mudah orang kaya bisa mendapatkan fasilitas kesehatan atau memilih rumah sakit mana dia mau berobat, sedangkan bagi orang miskin, boro-boro bisa mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit, di Puskesmaspun mereka sangat kesulitan,” ujar wabup.

“Dengan GERTAK inilah pemerintah Kabupaten Trenggalek ini mencoba mengatasi permasalahan ini, pasalnya Kedua Pemimpin Trenggalek baik Bupati maupun Wakil Bupati sebagai pemimpin Trenggalek melainkan pelayan masyarakat. Artinya esensi kepala daerah merupakan pelayan masyarakat yang dipilih oleh masyarakat, yang dalam tugasnya juga membelanjakan kebutuhan masyarakat,” lanjutnya.

Demi melayani masyarakat, Wabup peraih Rekor MURI tersebut mengorbankan kantornya menjadi Posko GERTAK, karena dianggap kantor yang lama masih layak digunakan. Posko GERTAK inilah nantinya yang akan mengurai permasalahan kemiskinan yang ada sepertihalnya pemenuhan kesehatan tadi.

“Pertanyaannya bagaimana bisa Kabupaten Trenggalek bisa memenuhi hal tersebut, padahal tidak semua warga miskin ini tercatat dalam data pusat. Dijelaskan oleh Bapak dua anak ini “Trenggalek sedang menggalakkan program infaq sodakoh. Kami minta kepada semua pegawai dilingkup Pemkab Trenggalek untuk menginfaqkan gajinya sebesar 1 hingga 2 persen. Dalam satu tahun Trenggalek menggaji PNSnya sebesar Rp. 700 hingga 900 miliar, sehingga dengan menginfaqkan 1 hingga 2 % maka dapat terkumpul Rp. 7 hingga lebih dari 10 miliar yang bisa digunakan membayar iuran BPJS warga miskin yang tidak tercover program pemerintah ataupun kebutuhan bantuan masyarakat miskin lainnya,” terang Wabup Arifin.

Untuk memberikan contoh kepada Aparatur Sipil Negara yang ada di Kabupaten Trenggalek, Bupati Trenggalek menyumbangkan sebagian gajinya dan bahkan Wakil Bupati Trenggalek telah menyumbang seluruh gaji dan tunjungannya untuk mensukseskan program ini.

Selain GERTAK, Moch. Arifin juga memaparkan Program Gemilang, Gerakan Industri Cemerlang, yang didalamnya bertujuan untuk menjaga kualitas produk UMKM agar bisa semakin eksis, berdaya saing dan menjaga kualitasnya.

“Dimana didalam program ini, nanti terdapat Lab. Kriya yang bertugas menjaga kualitas produk dan inovasi kemasannya, rumah produksi maupun communal branding,” tutur wabup.

Wabup termuda ini juga memaparkan beberapa keindahan alam seperti wisata pantai, goa dan yang lainnya maupun destinasi wisata non mainstreem yang digerakkan dari gerakan komunitas masyarakat tanpa menggunakan dana dari APBD, seperti wisata Gunung Prongos, Negeri diatas awan, maupun destinasi wisata lainnya.

Menurut Wabup Arifin, Trenggalek berada di tengah-tengah antara koridor Jogja Malang, pasalnya Trenggalek dari Malang membutuhkan waktu tempuh 3 jam perjalanan darat bila JLS selesai dikerjakan. Begitu juga sebaliknya dengan Trenggalek-Jogja. Sehingga bila ingin bermain ke Jogja atau Malang bisa mengambil jalur ini untuk menikmati keindahan alam Trenggalek.

Banyak hal yang dipaparkan Wakil Bupati Trenggalek ini kepada ratusan mahasiswa dari berbagai daerah Indonesia di UMM ini. Dengan bahasa anak muda yang luwes dan mudah dipahami membuat jalannya diskusi tersebut berjalan sangat menarik. (Humas Kabupaten Trenggalek)